Jakarta | datanews8 - Peristiwa satu keluarga diduga bunuh diri di sebuah Apartemen Teluk Intan kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara, masih menjadi misteri.
Aparat Kepolisian sampai melibatkan ahli untuk melakukan analisis DNA forensik dan pakar psikologi forensik untuk membantu mengusut dari penyebab satu keluarga tersebut nekat melakukan bunuh diri.
Sebelumnya satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anaknya tewas usai melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas Penjaringan Jakarta Utara Sabtu sore.
Dari keempat korban itu berinisial pria EA (50), perempuan berinisial AIL dan dua anak remaja laki-laki berinisial JWA (13) dan remaja wanita berinisial JL (16).
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan," Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan," dalam keterangannya dikutip pada Kamis (14/3/2024).
Polres Metro Jakarta Utara bersama jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara kembali melakukan Olah Tempat Kejadian (TKP) ulang Rabu, 13 Maret 2024 kemarin.
Gidion menegaskan alasan melakukan olah TKP kembali yakni untuk mendapatkan benang merah dari sekumpulan fakta-fakta yang diperoleh penyidik.
Ia mengatakan,Kita melakukan olah TKP ulang jadi membaca lebih detail lagi tentang peristiwa yang telah terjadi. Kita mereview lagi kira-kira apa yang kemudian asumsi-asumsi berkaitan dengan fakta yang ada di TKP," tuturnya.
Dalam kasus ini, Gidion mengaku telah memeriksa sejumlah saksi dari berbagai latar belakang entah itu lokasi kejadian maupun di lingkungan keluarga.
Namun kita masih belum bisa memutuskan, belum bisa menyimpulkan. Nanti menunggu fungsinya adalah pada pemeriksaan forensik DNA kemudian autopsi psikologi," tegasnya.
Proses otopsi terhadap jenazah dinilai telah selesai. Sehingga, jasad keempat korban dikembalikan kepada keluarga.
Ia mengatakan (Korban semayamkan) di RSCM. Dari RSCM kemudian dibawa oleh keluarga.Dan sudah (dikebumikan)
editor: Sawijan detik
0Komentar