Aksi Tak Senonoh di Mie Gacoan Balaraja Tangerang, Polisi Ungkap Pelaku Ternyata ODGJ
![]() |
| Lokasi tempat kejadian, dok: istimewa |
Tangerang, DATANEWS8.COM - Aksi tak senonoh yang dilakukan pria yang diduga Orang Dengan Ganggu Jiwa (ODGJ) dengan cepat pihak kepolisian Resor Kota Tangerang turun tangan menyelidiki kasus dugaan pelecehan seksual yang videonya viral di media sosial.
Aksi tersebut terjadi di restoran cepat saji Mie Gacoan Balaraja, Kabupaten Tangerang, pada Selasa malam, 28 Oktober 2025, sekitar pukul 19.08 WIB.
Dalam rekaman yang beredar luas, terlihat seorang pria melakukan tindakan tidak pantas terhadap pengunjung perempuan yang tengah mengantre di kasir. Peristiwa itu sontak membuat suasana restoran menjadi ricuh dan menarik perhatian warganet.
Kapolresta Tangerang Kombes Pol Andi Muhammad Indra Waspada membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, pelaku datang bersama keluarganya untuk bersantap malam. Setelah makan, sebagian keluarga menuju area bermain anak, meninggalkan pelaku di meja.
“Ketika keluarga kembali, diduga pelaku melakukan tindakan tidak pantas terhadap pengunjung perempuan. Korban kemudian melapor ke karyawan, dan dari rekaman CCTV terlihat adanya dugaan pelecehan,” ujar Andi, Kamis, 30 Oktober 2025.
Menurut Andi, keluarga pelaku langsung meminta maaf kepada korban dan pihak restoran. Mereka menjelaskan bahwa pelaku merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
“Korban memahami kondisi itu dan memilih memaafkan. Namun kami tetap melakukan langkah penyelidikan untuk memastikan kejadian seperti ini tidak terulang,” kata Andi.
Kepala Toko Mie Gacoan Balaraja, Faris Saputra, juga membenarkan bahwa keluarga pelaku telah mengakui perbuatannya.
“Keluarga menjelaskan pelaku ODGJ dan tidak dalam kondisi sadar penuh. Kami menghargai itikad baik mereka dan berterima kasih karena korban memilih memaafkan,” ujarnya.
Meski demikian, polisi tidak tinggal diam. Kombes Andi menegaskan, kepolisian akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Tangerang untuk memastikan pelaku mendapat penanganan yang layak.
“Kami memahami keresahan publik, tapi kita juga perlu mengedepankan sisi kemanusiaan. Pendekatan terhadap ODGJ harus tetap empatik,” ucap Andi.
Kasus ini menjadi sorotan warganet dan memicu diskusi tentang pentingnya fasilitas publik yang ramah serta penanganan terpadu bagi penyandang gangguan kejiwaan di ruang sosial.
( Tim )


